Senin, 03 September 2018

Kisahku dari TK hingga saat ini






Assalamualaikum Wr. Wb.

Perkenalkan nama saya Bunga Anjani, saya lahir di Samarinda pada tanggal 27 Agustus 2000. Saya biasanya dipanggil Bunga, Bung, Nga, Bunge, Boti, dan Flower. Saya anak pertama dari 4 bersaudara. Disini saya akan bercerita tentang perjalanan saya dari bangku Taman Kanak-kanak sampai dengan menjadi mahasiswa seperti sekarang ini.  Pertengahan tahun 2005 saya mulai bersekolah TK Islam Tunas Kartini, kebetulan saya mempunyai sepupu yang seumuran dengan saya, sehingga kami bedua masuk di Sekolah dan kelas yang sama. Saat saya duduk dibangku kanak-kanak, saya banyak bermain bersama teman-teman dan juga banyak diajarkan membaca iqro oleh Ibu Guru.
 Ada suatu hari dimana saya dan teman-teman sangat antusias bermain pelosotan sampai tidak bisa terhitung bagaimana kami bolak-balik naik turun tangga pelosotan, tak lama kemudian bel masuk kelas berbunyi dan kami langsung berlari menuju kelas sambil bernyanyi “masukkan kata Ibu Guru”. Sesampainya di kelas Ibu Guru melihat baju saya yang bagian belakangnya terobek, dan Ibu Guru langsung menghampiri saya sambil berkata “Bunga bajunya kok robek? Tadi mainan apa sampai bisa robek begini?”. Saya pun menjelaskan kepada Ibu Guru bahwa saya dan teman-teman bermain pelosotan, lalu Ibu Guru bertanya pada teman-teman yang bermain pelosotan bersama saya. Dan akhirnya teman-teman yang ikut bermain pelosotan pun juga mengalami hal serupa dengan saya yaitu baju bagian belakangnya tersobek, walaupun tidak banyak Ibu Guru sangat khawatir dengan kami yang bermain terlalu antusias. Tepat pada tanggal 27 Agustus 2005 saya merayakan ulang tahun di TK, semua kelas yang ada di TK juga turut serta mendapatkan undangan ulang tahun dari saya.  Kebetulan disaat yang bersamaan dengan ulang tahun saya, sekolah mengadakan lomba 17 Agustus yang biasa diperingati setiap tahunnya, namun kali ini lomba diadakan khusus untuk para Orang tua murid. Hari itu adalah hari yang menyenangkan untuk saya, karena mendapat banyak doa, ucapan, dan kado dari teman-teman dan Ibu Guru. Dan yang paling penting Ibu Guru semua yang ada di TK sangat sabar terhadap murid-muridnya, walaupun kami semua memiliki karakter yang berbeda-beda, Ibu Guru tidak pernah sekalipun mengeluh, bahkan kepada orangtua kami.
Setelah lulus dari TK, saya melanjutkan ke Sekolah Dasar 028 yang terletak di Jalan Kedondong atau lebih tepatnya di samping TK Negeri 1 Pembina. Saat mendaftar sekolah, syarat untuk masuk pada SD tersebut yaitu harus lulus tes membaca, menulis dan berhitung. Jujur saat sebelum saya sekolah TK saya sudah bisa membaca, menulis dan berhitung karena dulu saya dirawat oleh tetangga saya karena orang tua saya harus bekerja. Tetangga saya itu memiliki seorang anak yang saat itu baru masuk ke Akper yang berada di Jalan Anggur, anak tetangga saya itu sangat menyukai anak kecil, berhubung saya setiap hari berada dirumahnya saya sangat sering diajarkan cara membaca, menulis dan menghitung. Walaupun orangtua saya di rumah sering mengajarkannya kepada saya, tapi saya juga mendapat ilmu dari orang lain karena sangat membantu saya. Saat tes masuk SD, saya disuruh menuliskan nama lengkap saya, menulis huruf abjad, dan menulis angka 1 sampai 10. Dan lagi-lagi saat mengerjakan tes saya bersama sepupu saya, namun sayangnya kami berbeda kelas karena dia masuk di kelas A, sedangkan saya masuk di kelas B. Ketika selesai tes, saya menyadari bahwa ada beberapa teman TK saya yang juga mendaftar di SDN 028 dan itu membuat saya sangat senang.
Hari pertama masuk Sekolah Dasar mengingatkan saya pada hari dimana saya terkena marah Ibu Nur. Ibu Nur marah kepada saya bukan tanpa alasan, saat itu teman yang duduk satu kursi dengan saya tertinggal saat menulis dan dia langsung menangis pelan. Saya sebagai teman yang berada disampingnya langsung membantu dengan cara menuliskan kalimat-kalimat yang tertinggal, saat itu juga Ibu Nur melihat saya dan langsung menghampiri saya seraya berkata “Kenapa punya temannya dituliskan? Biar dia tulis sendiri nak”. Wajah saya saat itu bisa dikatakan sedikit pucat, karena saya tipe orang yang tidak bisa mendengar perkataan dengan nada yang tinggi. Saya langsung mengembalikan buku teman saya, dan dia melanjutkan tangisannya sampai ia selesai menulis. Itu adalah pengalaman yang sampai sekarang masih sering saya rasakan, saat Ibu/Bapak Guru berbicara dengan nada tinggi saya langsung keringat dingin, padahal belum tentu mereka berbicara kepada saya. Namun saya berusaha sampai saat ini kebiasaan itu akan saya tinggalkan, karena mengingat saya sekarang adalah seorang mahasiswa.
Lanjut saat saya duduk di kelas 2 saya duduk bersama teman saya yang bernama Isah Waliah Indriani, bisa dekat dengan ia sangat membuat banyak kenangan terhadap saya. Dia selalu mengajak saya bermain orang-orangan yang terbuat dari pulpen dan pensil, disini imajinasi saya mulai ter-asah. Saya sangat dekat dengan dia saat itu, sampai setiap pulang sekolah saya selalu bermain di tempat tunggu jemputan. Pernah suatu hari ia bercerita kepada saya bahwa dia suka sama seseorang, saat saya tanya siapa orang itu dia selalu memberi teka-teki kepada saya, padahal pertanyaan saya sederhana tapi dia selalu memutar-mutar kata. Memasuki semester 2 tempat duduk dirubah oleh Wali kelas, saya saat itu duduk diantara teman-teman saya yang laki-laki, sebenarnya saya tidak suka duduk bersama mereka, jadi dibeberapa kesempatan saya sering tukar tempat duduk dan duduk lagi bersama Isah. Tak disangka ternyata Wali kelas saya mengetahui bahwa saya pindah tempat duduk, lagi dan lagi wali kelas saya memperingatkan saya dan langsung mencubit saya. Cubitan itu membuat saya bingung lantaran saya tidak merasakan sakit apa-apa, wali kelas kami yang bernama Ibu Suprihatin ini memang Ibu Guru yang terkenal sangat baik dan sabar, Ibunya tidak pernah sama sekali marah terhadap kami. Cara Ibunya berbicara juga sangat halus.
Kenaikan kelas 3, kami semua masuk siang yaitu pukul 10.00 WITA. Disini saya duduk dengan teman saya yang bernama Clara, saya termasuk orang yang beruntung pada saat itu karena dia termasuk golongan yang pintar dan lagi dia bener-bener cantik dan kalem. Satu lagi saya duduk bersama teman saya yang bernama Reza, jadi kita duduk bertiga dan saya berada ditengah-tengah mereka berdua. Dulu saat saya SD perawakan saya sangat kecil, jadi saya selalu duduk di barisan paling depan. Duduk bersama mereka juga tidak seperti yang saya bayangkan, Clara dan Reza selalu saja “adu mulut” tapi dengan ributnya mereka lah hari-hari saya selalu penuh warna. Dikelas 3 ini saya pernah mendapatkan hukuman dari Ibu Siti wali kelas saya karena saya tidak mengerjakan PR. Sebenarnya hari itu saya sudah enggan masuk sekolah karena saya benar-benar lupa kalau saya ada PR. Ibu tetap menyuruh saya untuk masuk sekolah seperti biasa. Sesampainya di sekolah Ibu Siti menyuruh mengumpulkan PR, alhasil saya dan teman-teman yang tidak mengerjakan langsung disuruh keluar kelas untuk berdiri sampai bel istirahat berbunyi. Itu benar-benar pengalaman yang tidak pernah saya lupakan di kelas 3.
Lanjut kelas 4, pada kelas ini saya benar ingat kejadian-kejadian hari demi harinya. Karena dikelas 4 ini, saya memiliki orang yang saya kagumi. Sayangnya dia tidak satu sekolah dengan saya, namun dia  bersekolah di SD sebelah (karena pada saat itu 2 SD ada disatu halaman sekolah). Setiap pergi ke sekolah saya sangat semangat, padahal waktu itu saya masuk pukul 10.00 tapi saya selalu datang pukul 07.00 karena rasa semangat saya hehe. Semangat saya terus berlanjut sampai kelas 5, saat semester pertama saya mendapatkan peringkat ke-4 dikelas. Orangtua saya sangat senang karena saya bisa masuk dalam 5 besar, karena sebelum-sebelumnya saya hanya bisa berada di 10 besar. Saat kelas 5 juga menyisakan pilu untuk saya, karena teman terdekat saya Clara dan Rinda harus pindah keluar kota. Perpisahan kami pun tidak sempat mengucapkan selamat tinggal sebab mereka berdua tiba-tiba mendadak harus pindah mengikuti orangtua mereka. Pada kelas 5 ini juga saya terpilih untuk menjadi mengikuti lomba tari tradisional event KALTIM Expo pada tahun 2011. Saya berlatih selama sebulan lebih bersama 7 orang teman saya yang lain. Dan Alhamdulillah kerja keras kami tidak sia-sia, kami memenangkan Runner Up atau lebih tepatnya kami Juara II, sekolah juga sangat bangga terhadap kami dan pelatih karna bisa bersaing di tingkat Provinsi. Lanjut pada kelas 6 saya sering mengikuti try out untuk ujian Nasional. Saya benar-benar belajar dengan giat agar mendapat nilai yang memuaskan. Alhamdulillah saya lulus dengan nilai yang memuaskan untuk saya dan orang tua saya.
Setelah lulus SD saya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Samarinda. Jujur pada saat mendaftar sekolah saya sama sekali tidak ikut orangtua saya mendaftar, yang saya tau saya diterima di SMP Negeri 5. Pada kelas 7 saya masuk di kelas 7C bersama teman saya Vanessa (teman saya dari TK,SD) dan Anggi teman baru yang rumahnya berdekatan dengan rumah saya. Saat kelas 7 juga saya pernah mengikuti ekstrakulikuler Basket, namun tidak berselang lama saya ijin untuk berhenti karena ada alasan yang tidak bisa dijelaskan. Pada kelas 7 juga saya pernah mendapat peringkat 2 pada saat semester I, lagi-lagi orangtua saya ikut senang karena saya bisa masuk 5 besar. Lanjut pada kelas 8 saya masuk di kelas 8E, karena setiap kenaikan kelas orang-orang di dalamnya akan dirubah lagi. Disini saya mendapatkan teman baru yaitu Evita, Virga dan Maya, adapun teman saya yang satu kelas pada kelas 7C yaitu Rasya, Oky, dan Reyza. Saya sangat senang bisa mendapatkan teman akrab, karena mereka lah saya bisa ikut bergabung pada ektrakulikuler Marching Band, pada awalnya saya sangat menginginkan posisi percussi namun posisi yang kosong cukup banyak berada pada section brass, lebih tepatnya saya berada di section trumpet. Ikut Marching Band menjadi sebuah kebanggan untuk saya pribadi, karena dari ekstrakulikuler ini saya lebih belajar disiplin dan kerjasama. Kami pernah dihukum bersamaan padahal hanya satu orang yang melakukan kesalahan, karena motto kami adalah “One Band, One Sound”. Beberapa prestasi yang Marching Band kami torehkan yaitu, Juara I Umum Kirab Obor Festival Mahakam, Juara  3 Display KMF 2014, Juara 2 Display BOMBC 2014.


Lomba BOMBC 2014

Walaupun saya mengikuti ekstrakuliler dan membuat banyak waktu saya tersita, alhamdulillah nilai akademik saya tidak terpengaruh, sehingga orangtua saya tidak khawatir dengan saya mengikuti estrakulikuler. Setelah menyelesaikan lomba BOMBC, saya dan teman-teman yang sudah duduk dikelas 9 sudah tidak bisa lagi ikut eskul, karena kami harus fokus dengan UN yang sudah tinggal beberapa bulan lagi. 
 Pengumuman kelulusan menyatakan saya lulus SMP dengan hasil nilai yang bisa dibilang cukup memuaskan bagi saya, tapi tidak tahu menurut orangtua saya hehe.
Setelah lulus SMP saya lanjut di SMK Negeri 1 Samarinda, saya mengambil jurusan Pemasaran. Orangtua mendukung keputusan yang saya ambil, dan saya juga langsung mendapatkan teman akrab yaitu Pute, Ica, Tuty, Yanti, Febi, Desy, Mayang, Niwayan, Annisah. Dikelas 10, saya sudah banyak belajar tentang kewirausahaan dan tentang pemasaran. Dikelas 11 saya dan teman-teman mengikuti PKL di Hypermart Plaza Mulia Samarinda, banyak ilmu yang saya ambil di bisnis ritel ini, dan mendapatkan banyak pembimbing dan teman-teman baru dari luar sekolah. Kurang lebih selama 3 bulan saya menjalankan kegiatan PKL, setelah itu saya mendapatkan sertifikat PKL yang membantu untuk melamar kerja. Lanjut pada saat kelas 12 saya disibukkan dengan kegiatan-kegiatan bimbel untuk fokus terhadap Ujian Kompetensi Keahlian dan Ujian Nasional. Pada saat UKK  saya harus mengerjakan 3 praktek yaitu mengerjakan stock opname, mendisplay barang, dan presentasi tentang proposal usaha yang saya buat. Setelah mengerjakan UKK selang seminggu saya dihadapkan lagi oleh Ujian Nasional, benar-benar waktu sangat berharga pada saat itu, karena waktu sangat amat dibatasi. Ujian Nasional berlangsung, tak ada kendala satupun yang terjadi entah itu masalah komputer dll. Tepatnya pada tanggal 2 Mei pengumuman kelulusan pun diumumkan, Alhamdulillah saya dinyatakan lulus SMK.
 Sayangnya saat SNMPTN saya belum beruntung, saya pun melanjutkan ke SBMPTN dan saya salah satu jalur Bidikmisi. Jadi pada saat saya mengikuti SBMPTN saya tidak membayar uang pendaftarannya. Sebelum Ujian SBMPTN saya mengikuti tryout, lumayan bisa untuk belajar pada saat SBMPTN. Setelah itu saya juga meminjam kaset teman saya yang berisi soal-soal latihan SBMPTN dari tahun-tahun yang lalu. Saat H-1 saya datang ke SMAN 3 Samarinda untuk mencari ruangan ujian saya. Esoknya saya meminta ridho dari Ayah dan Ibu saya untuk mengikuti Ujian, dijalan menuju tempat ujian saya banyak meneteskan airmata karena mengingat kata-kata yang orangtua saya berikan.  Saya tiba pukul 08.00 pagi dan mengerjakan soal-soal SBMPTN dengan tenang (walaupun banyak soal yang tidak dimengerti). Ujian berakhir pada pukul 15.30 dan saya langsung pulang kerumah. Berhari-hari menunggu pengumuman SBMPTN menyisakan tanda tanya mendalam pada hati saya, belum lagi saat lebaran dan kumpul keluarga selalu menanyakan “Kuliah dimana?” itu suatu pertanyaan yang membuat saya semakin deg-degan karena langsung meningat pengumuman SBMPTN. Selama mengisi kekosongan waktu saya mendaftar menjadi kurir kirimkanai, alhamdulillah uang yang saya dapatkan bisa menjadi pegangan sehari-hari agar tidak meminta pada orangtua. Karena jujur setelah lulus SMK saya sangat sungkan meminta uang pada orangtua, ditambah lagi adik-adik saya masih sekolah dan kebutuhannya juga banyak. Tepat tanggal 3Juli pengumuman SBMPTN, saat itu saya sedang tidur siang tiba-tiba teman saya menelpon dan menanyakan saya apakah saya lolos SBMPTN. Saya baru diberitahu bahwa waktu pengumuman dimajukan 2 jam lebih cepat, tidak berpikir lama saya langsung membuka web pengumuman SBMPTN dan memasukan nomor peserta dan tanggal lahir. Tidak saya duga bahwa saya lolos di Universitas Mulawarman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan prodi PG PAUD. Saya tidak bisa menahan kebahagian saya, saya menangis pada saat itu bahkan saya sampai buka dan memasukkan nomor peserta saya berkali-kali.






 Dan Alhamdulillah sekali lagi, orangtua saya sangat senang karena saya bisa melanjutkan kuliah di Universitas Mulawarman. Saya pun menyiapkan syarat-syarat untuk daftar ulang dan lain-lain. Belum sampai disitu saya masih harus menunggu pengumuman Bidikmisi, saya sudah mengikuti wawancara di rektorat pada waktu yang ditetapkan. Pada saat pengumuman Bidikmisi juga saya diberitahu oleh teman SD saya yang juga ikut Bidikmisi, ia memberitahu saya bahwa kami berdua sama-sama lolos Bidikmisi. Alhamdulillah saya tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT dan orangtua saya yang sudah mendukung saya dari saya kecil hingga sebesar ini. Mungkin itu pengalaman yang bisa saya ceritakan dan yang saya ingat. Apabila ada kesalahan dalam penulisan saya meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb



8 komentar:

Analisis Berita

Analisis Berita Dosen PGPAUD FKIP Unmul Dampingi Guru Mengajar Berbahan Kokoru FOTO BERSAMA. Dosen PGPAUD FKIP Unmul, Wiwik ...